PENDEK – Keluarga Mahasiswa Universitas Peradaban bersama Pendukung Liga Brebes Selatan aksi menyalakan 100 lilin dan berdoa bersama untuk para korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang di kawasan pusat Kampus Universitas Peradaban Bumiayu; Selasa (4/10/2022) malam.
Acara salat berjamaah juga diisi dengan syair dan monolog yang dibacakan oleh para peserta. Jumlah peserta yang banyak terdiri dari Studi Keluarga Peradaban Perguruan Tinggi mulai dari UKM, BEM hingga DPM. Sedangkan pendukungnya terdiri dari Aremania Brebes Selatan, Vikinga Brebes Selatan, Holligan Bumiayu, Bonex Bumiayu, Tha Jak mania Bumiayu, Persikabo Fans Ultras Maroon Civilization.
Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Peradaban Darliyanto mengatakan ada doa bersama untuk turut berduka cita atas tragedi Kajuruhan. Aksi sosial ini juga merupakan bentuk solidaritas bagi mahasiswa Universitas Peradaban sebagai bidang yang menjadikan kaum intelektual terbuka untuk semua kalangan.
“Doa ini sebagai bentuk belasungkawa kami dari para siswa atas tragedi di Kanjuruhan. Rasa moral yang mendorong kita sebagai ladang harus membuat doa ini terbuka untuk semua orang.
Dia meminta pemerintah mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan. Contoh bagaimana faktor-faktor membuat tragedi itu komprehensif dan transparan.
“Kami menanyakan bagaimana transaksi ke depan akan dilakukan sehingga transparan. Sehingga kedepannya tidak terjadi lagi kecelakaan. Dia menjelaskan bagaimana dia segera memperbaiki penilaian yang telah dibuat.
Sementara itu, Duta Besar Armenia, Brebes Selatan, Erin juga menyampaikan belasungkawa atas tragedi di Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan korban jiwa.
“Saya berharap tidak ada lagi tragedi dalam sepak bola yang mengakibatkan kecelakaan, karena tidak ada sepak bola seumur hidup,” kata Erin.
Ultras Maroon Peradaban selaku pembawa acara Yusuf mengucapkan terima kasih atas acara doa bersama yang berjalan lancar dan tertib.
“Aksi ini juga menjadi kesempatan untuk mempersatukan pendukung di Brebes Selatan agar lebih kuat dan damai ke depannya,” kata Yusuf.
Editor: Muhammad Abduh