ATAP – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPTan) Kabupaten Tegal menggelar demo massal pembuatan biosuck di halaman Pemerintah Kota Tegal. Demonstrasi diikuti oleh 200 orang yang terdiri dari gabungan PPL (Penyuluh Lapangan Pertanian), POPT (Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan) dan Petani. Demonstrasi massal ini dijadwalkan bertepatan dengan HUT ke-442 Kabupaten Tegal.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPTan) Kabupaten Tegal Agus Sukoco mengatakan, meski biosaka bukan pupuk, tapi obat mujarab. tetapi memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia, mengurangi pestisida dan meningkatkan produktivitas pertanian.
“Tujuan dari demo produksi biosaka masal ini adalah untuk mensosialisasikan para petani yang saat ini kesulitan mendapatkan alat bantu kesuburan. Semoga melalui teman-teman yang hadir bisa berkumpul di tempatnya masing-masing”, ujar Agus Sukoco , pada Jumat (26/5/2023).
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Tri Jatiningsih mengatakan biosaka sangat mudah dan murah. hanya kepala kecil dengan 4 jenis rumput dan air yang berbeda.
Proses pembuatannya minimal 4 jenis jamu dengan persentase 5% dan air 95%. Campurkan semua bahan yang sudah disiapkan dalam wadah. Buat pers yang tepat. sementara itu dia memegang tanah jerami di tangan kirinya. Terkadang tangan kanan berputar atau bergerak ke kiri, sambil mengumpulkan daun-daun yang berserakan dan meremasnya. Jangan berhenti meremas tangan, tidak boleh ada orang dan tanaman yang berubah-ubah terendam selama kurang lebih 10 menit.
Tapi juga kisah petani Lebaksiu. Pasalnya, ada beberapa petani yang tidak berhasil di biosaka hingga ragu karena perasaannya terhadap teknologi tersebut. Namun, menurut beberapa petani lainnya, produksi biosaka mengalami kemajuan.
Salah satu anggota Gapoktan Desa Dukuhdamu, Kecamatan Lebaksiu, Sulaiman mengatakan, beberapa petani yang sudah menerapkan penggunaan biosaka di lahan pertaniannya terbukti tanaman biji-bijian.
“Untuk hasil panen, setelah menggunakan biosaka daun rebung sedikit mengembang. Alhamdulillah juga jagungnya dulu kecil, sekarang cukup besar untuk menambah penghasilan saya. Biaya tanam juga lebih hemat, karena urea adalah Rp 250.000 per kantong, sekarang kalau pakai biosaka cukup 5x semprot saja.”
Sementara itu, Wakil Rektor Tegal Umi Azizah dalam sambutannya mengatakan budaya masih menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Kabupaten Tegal. Dengan demikian, Pemkot Tegal diamanatkan untuk mendorong sektor agraria termasuk inovasi pertanian untuk memperkuat sektor-sektor yang mendukung ketahanan pangan masyarakat.
“Pertanian mengandalkan sumber daya alam, sehingga tidak lepas dari risiko degradasi lingkungan. Kualitas tanah menurun karena pupuk kimia. Pupuk yang mahal harganya bukan barang berharga. Semoga biosaka ini bisa menyelesaikan masalah yang menimpa kita.
Perlu diketahui Biosaka merupakan inovasi teknologi pertanian Kabupaten Blitar yang mulai tahun 2019. Keberhasilan Biosaka meningkatkan hasil pertanian seluas 12.000 hektar membuat Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo berkunjung. Tahun 2022. Tindak lanjut di Kabupaten Tegal, pertengahan tahun 2021 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tegal mengembangkan sosialisasi teknologi Biosaka kepada para petani Kabupaten Tegal.
Redaktur : Muhamad Abduh