SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyayangkan banyaknya pekerjaan renovasi di kompleks Jatidiri Semarang. Katanya desainnya dicetak apa adanya dan terkesan tidak memperhatikan kualitas.
“Kalau begitu, berarti kualitas pekerjaan kita rendah. Masing-masing memberikan yang terbaik. Seperti ini, sangat busuk, jika saya melakukannya, saya akan bertanya lagi. Apakah para insinyur kita tidak mampu membuat bangunan yang ditentukan?” kata Ganjar saat meninjau kompleks Stadion Jatidiri, Semarang, saat senam pagi, Jumat (20/1/2023).
Venue pertama yang Ganjar kunjungi adalah Stadion Jatidiri. Stadion sepak bola yang kini digunakan untuk kandang PSIS Semarang tampak rusak. Misalnya, dekoratif siluet gunungan wayang di luar stadion ada bagian yang rusak.
“Lubangnya begini, lalu ada tanaman yang tumbuh di atasnya, minta bantuan orang untuk membuangnya,” kata Ganjar.
Kemudian Ganjar melihat seorang pekerja konstruksi arena sepatu roda. Di sana, Ganjar melihat beberapa karya awal yang masih belum berhasil. Begitu juga dengan rencana pembangunan di sekitar Stadion Jatidiri yang masih banyak lubang bahkan pepohonan.
“Di sini, lihat apakah kamu melihat ke kanan. Anda pasti tidak melihat ini. Gan, pohonnya ngumpul begini gan, jangan awas. Jika saya adalah pemiliknya, saya tidak akan melihat lubang itu. Jika yang demikian tidak disukai maka akan demikian nantinya. bertaruh dengan saya Kalau ini tidak diawasi dan diperingatkan, kalau tidak dibersihkan akan dikirim seperti ini,” kata Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar meminta agar pengurus dan direksi Jatidiri lebih rajin dan tegas dalam bekerja.
‘Teman yang baik menyukai kualitas. Jika ada yang sok dan berdoa untuk memberitahu saya untuk tidak mengurangi kualitas. Penting untuk tidak bingung. Saya bilang jangan dengar dulu, karena dari 2019, 2020, 2021, sekarang 2022 ternyata tiga tahun ini sudah putus. Ternyata kualitas kerja kita memang seperti ini. Ini menyedihkan bagi saya,” katanya.
Dia memanggil semua pihak yang menangani renovasi kompleks Jatidiri untuk menjalankan tugasnya. Baik pengelola, pengawas, maupun kontraktor Jatidiri harus memberikan yang terbaik bagi masyarakat, karena pembangunan komplek Jatidiri menggunakan uang rakyat.
“Masih ada waktu, jangan nangis ya Bu. Dia tidak boleh menangis di tempat kerja sekarang, ya! Jadi benar-benar minta PUPR atau Bina Marga untuk membantunya mengendalikan itu,” ujarnya.
Redaktur : Muhamad Abduh