TEKA nang Gazebone Mas Jon, jakwir-jakwire di meneng bate Ayo Mas Jon, gak usah bingung cara dapat meneng. Kahanan bengi kuwe kayong sedang istirahat. Ana uwong kayong laka uwong
Akhire Sidul membuka percakapan, “Lihat saja kalau yang dibahas hanya yang seperti kiye laka dopokan, coba dengarkan cerita mereka yang sembuh. Diam saja.
“Iya. Saka umah, coba tebak buat apa dengan ponselnya, tok? Coba Jonah, cerita apa yang dia dapat,” kata Darto.
“Fabel lagi gan. Mbokan Kaper ana bahan cacak, Per nggo baru. Uteke nyong ganti lagi!”
Diskusi Krungu Mas Jon, jakwir-jakwire mahfum.
“Resi yang baik. Dongeng Kiye ana disebut Kabare. Pan percaya padanya ora, wong arane, dongeng dikatakan kabare,” kata Kaper.
“Apakah kamu menangis, Per?” takone Mas Jon ingin mendengar dosbolane Kaper.
“Cerita tentang jurnalistik. Tapi jangan khawatir, Jon? Cerita Wong kiye joci gen kur konon kabarnya.”
“Yaul. Cabare konon legenda. Wis critane pimen, Per.”
“Critane itu seperti kiye….” Kaper molai pan mbabar cerita, isikan saja bagian yang kosong. Beberapa jakwir-jakwire di telinga njembreng siap menyuruh Kaper menekan.
Nah, menurut Kaper, pada akhirnya bawe uwong akan menjadi ujung negeri nana kang.
“Itu salah dina nang akherat, penghuni tanah plonga-plongo”. Akhirnya, para jurnalis ada di sana untuk mengorganisir debat tentang surat kabar. Sebut bae arane Fulan, Dadap, bahkan Dalban.
“Dalban karo Dadap penghuni neraka. Sedenge dan fulan penghuni surga. Wong telu mateng adalah membuat rencana koran.” Berbicara Kaper bermain Sidul, Darto dan Mas Jon sambil mendengarkan Kaper berbicara, suaranya berat.
“Cerita Dadap dengan Dalban membangun koran. Judul koran “Inferorum Wel” dekene Dadap. Sedeng dekene Dalban menjadi headline surat kabar “Neraka Neraka”. Isikan medeni nemen inggris. Gen Fulan seperti brigade penjara neraka hingga mrekitik surga.
Krungu critane Kaper, jakwir-jakwire juga berasa gila.
“Takon Per, Dalban dan Dadap bijak di surat kabar. Di penjara neraka. Sing takokna karo kowen, Fulan sawijine, bersemayam di pohon cemara surga?” takone Sidul
“Oke kuwe, Dul. Jika Dalban dan Dadap berbaring dengan Fulan dan membuat daun. Ada apa? Wong loro setengah bulan di neraka seperti Fulan, koran terbang tidak keluar. Jadi…. Akhirnya Dalban dengan Dadal bermain Fulan. Goneng wong loro Anu apakah surat kabar disetujui atau tidak diterbitkan karena alasan apa?”
“Apa jawaban si Anu, Per?” Pitakon Darto.
“Jawab Anu, peringatkan.. surga seperti wartawan!”
Kata Krungu Kaper, jakwir-jakwire di semua kakakak.
“Wanyad ah! Dobol untukmu! Kakak….” ujar Darto di sela-sela Persatuan Sepak Bola.
___ Lanang Setiawan
Kolumnis dan pendongeng pemenang Penghargaan “Rancage” 2011.