SLAWI– Kepala desa di Kabupaten Tegal diminta aktif melakukan pemutakhiran data sosial terpadu (DTKS). Permintaan itu disampaikan Raja Muda Tegal Umi Azizah dalam acara Dialog Penanggulangan Kemiskinan Ekstrim Melalui Pemberdayaan UMKM dan Jaminan Sosial di Aula Amangkurat, Kamis (09/02/2023).
Menurut UMI, silaturahmi ini untuk menyalurkan berbagai program sosial pemerintah. DTKS, kata dia, merupakan basis data elektronik yang memuat informasi sosial, ekonomi, dan demografi dari 40 persen masyarakat dengan kondisi kesejahteraan sosial terendah.
“Data ini sangat dinamis, karena kondisi sosial dan ekonomi yang berbeda sering terjadi di masyarakat selain migrasi juga kematian.”
Umi menilai peningkatan DTKS penting mengingat database ini akan digunakan sebagai dasar perencanaan dan upaya program perlindungan sosial yang baik.
Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), rehabilitasi rumah tidak layak huni, bantuan BPJS kesehatan, bantuan sembako nontunai dan bantuan sosial lainnya dinilai dapat berperan efektif sebagai bantalan sosial terutama pada masa pandemi. dan fase pemulihan ekonomi.
“DTKS ini harus diperbaiki, harus terus dimutakhirkan. Cross check setiap data secara bertahap dengan turun ke lapangan, karena efektifitas program pengentasan kemiskinan ini sangat bergantung pada keakuratan data,” ingatkan Umi, ketua desa dan pendamping untuk mempromosikan program perlindungan sosial.
Diakui Umi, masih banyak keluhan warga terhadap penerima manfaat program bansos yang sebenarnya sudah berhak namun tetap terus membantu, begitu pula sebaliknya.
Secara statistik di Kabupaten Tegal telah terjadi penurunan angka kemiskinan dari 8,6 persen pada tahun 2021 menjadi 7,9 persen pada tahun 2022 atau terendah sembilan di Jawa Tengah. Namun dari sisi liburan, angkanya masih tinggi yakni mencapai 9,64 persen pada 2022 dan termasuk yang tertinggi di Jawa Tengah.
“Itu anomali. Artinya masyarakat yang menganggur di Kabupaten Tegal tapi tidak miskin secara umum. Pekerjaan kita mayoritas pengangguran lulusan sekolah merupakan unsur yang banyak lulusan SMK yang sebelumnya mendominasi, sudah diterima bekerja. di pabrik-pabrik,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya juga berencana meningkatkan kerja intensif, selain mendorong kewirausahaan, UMKM untuk memperkuat sektor pertanian yang menurutnya banyak menyerap tenaga kerja.
“Melalui forum ini saya berharap dapat membangun kesepakatan, bukan kesepahaman lagi. Harus ada solusi yang tegas untuk setiap permasalahan kemiskinan kita, yang dapat tersedia untuk program dan layanan pengentasan kemiskinan, terutama di pedesaan yang sangat miskin,” ujarnya. dikatakan.
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Wiryanta yakin angka pengangguran terbuka di Kabupaten Tegal bisa ditekan dari satu menjadi dua persen dalam waktu dekat.
“Kebulatan tekad pimpinan (kepala daerah) di masyarakat dan bekerja ke arah itu merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai penurunan angka pengangguran yang berdampak cepat pada penurunan angka kemiskinan,” ujarnya.
Wiryanta berharap Pemkot Tegal dapat terus mendukung pengembangan sektor UMKM, salah satunya membuka titik konektivitas atau daerah yang masih sulit dijangkau dengan teknologi.
“Untuk membuka akses dan kesempatan yang sama kepada seluruh pelaku UMKM, event-event Kabupaten Tegal akan kami laporkan agar dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain,” pungkasnya.
Dalam sesi konferensi, Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal, Nurhayati menjelaskan, pihaknya bersama tim penilai dan tim sekutu melakukan razia di 20 desa di lima subdiversitas desa yang terkesan ekstrim. miskin, termasuk pencocokan data dalam nomor induk kependudukan (NIK) yang diperlukan untuk mencari pendataan.
“Saat ini delapan ribu NIK sedang disiapkan oleh Dinas Dukcapil, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan. Langkah ini kami ambil agar masyarakat miskin yang berada di luar DTKS bisa menjadi relawan dengan masuk,” ujarnya.
Menurutnya, rencana dasar pengentasan kemiskinan mengandung dua aspek, yakni pengurangan beban pengeluaran rumah tangga dan peningkatan pendapatan. Selain itu, melalui proses evaluasi di desa-desa sangat miskin, pihaknya menemukan beberapa kategori terkait dengan kebutuhan riil masyarakat miskin dan pilihannya, agar mereka bisa lebih aktif dan hidup bebas.
“Bansos memiliki program intervensi dengan Kube (kelompok usaha bersama) meskipun persentase ini tidak banyak. Namun kami berharap Kube dapat menjadi pendorong tumbuhnya kemandirian ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, terutama di kalangan keluarga produktif,” ujarnya. .
Nurhayati menambahkan beberapa intervensi program positif untuk mengurangi kemiskinan pada tahun 2023 antara lain pelatihan kewirausahaan, kongres, dan bantuan alat kerja dan kerajinan. Nurhayati berharap hal ini dapat menekan angka kemiskinan ekstrim di Kabupaten Tegal secara signifikan. (Slawi Menginspirasi)