Kelasé Méh Ambrek, Puluhan Siswa SD nang Sirampog Brebes Kepaksa Sinau nang Musala – Panturapost.com | Tegal Info

Kelasé Méh Ambrek, Puluhan Siswa SD nang Sirampog Brebes Kepaksa Sinau nang Musala – Panturapost.com | Tegal Info

PENDEK – Puluhan siswa Sekolah Umum (SD) 01 Sridadi, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Sinau Nang Musala Merga terpaksa melakukan sekolah bodoh akibat runtuhnya sekolah tersebut. Press saiki, senjata bijak dilaporkan dari sekolah Maring ke Dinas Kekait, ruang kelas Kuwé Durung didandani.

Kepala SD Negeri 01 Sridadi, Samsudin mengatakan, musim gugur tahun 2020 sudah menjadi bangunan sekolah yang bodoh. Lemah ketika dia bergerak, dia tidak bergerak, dia terlihat seperti berada di kelas yang sangat bodoh. Kondisinya ambruk sehingga tidak bisa digunakan untuk belajar mengajar.

“Kondisi bangunannya parah, gentingnya pecah dan retak parah membentuk lubang. Temboknya juga retak, Samsudin, di Senen (22/8/2022).

Di kelas orang bodoh, Jaréné, siswa kelas lima terlibat dalam kegiatan belajar di sekolah Musala Kaballi. Sementara itu, jenis kelas tunggal lainnya digunakan secara bergiliran.

“Kelas Patang masih terlibat dalam kegiatan belajar. Dhéwéké, jadi sebenarnya saya terpaksa bertanya apakah itu tempat kelas pekerja,” jelasnya.

Dhéwéké mengungkapkan, kebodohan gedung sekolah tersebut telah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Brebes sesuai dengan instansi terkait. “Dhéwék mengharapkan sekuel ke depan dalam mengurus kegiatan belajar mengajar, 110 siswa tidak akan terganggu oleh kurangnya ruang sekolah,” jelasnya.

Sementara kuwé, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Brebes mastikna menyelesaikan konstitusi, usulan Wis indu neng diterima untuk rencana kerjasama dan sistem Departemen Penerangan (Krisna) Kementerian Nasional. pendidikan 2023.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dindikpora Kabupaten Brebes, Juwita Asmara mengatakan, mengusulkan sentra pembuatan bodhol di SDN 01 Sridadi, Kecamatan Sirampog. akusistem wis induru neng krishna. Para pihak menekan sampai mereka masih tertarik dengan keputusan pusat.

“Dhéwék wis usulna masuk APBD 2023, untuk sistem manjing Krisna 2023”, kata Juwita Asmara.

Dalam menghadapi bencana alam yang tiba-tiba, rombongan Jaréné mengalami kesulitan. Sebab, saat menangani BPBD darurat, pihak sekolah tidak peduli.

“Dadi pancén kiyé sing dadi troubleé dhéwék. Sadurungé, dhéwék pernah menyarankan agar tanggap darurat BPBD memanggil sekolah-sekolah untuk pergi ke sekolah bodoh karena bencana, tetapi mereka tidak bisa melihatnya atau anggaran untuk pergi ke sekolah .Bahkan surat-surat resmi dikirim. Waktu saya masih muda, Dhéwék menyarankan “BPBD membahas penanganan darurat di SD dan SMP di Salem Karo Bantarkawung, tapi tidak bisa,” tutupnya.

Baca juga : Berita Tegal