PENDEK – Pengelola Jalan Tol Pejagan-Pemalang (PPTR) mengubah cara melakukan penyidikan terkait lahan Sing Kobong yang bersebelahan dengan ruas tol KM 253 dan KM 268, yang mengakibatkan kecelakaan parah. Minggu (18/9/2022)
Petugas seksi lalu lintas PPTR Ami Armando mengatakan, setelah menyuntikkan rekaman CCTV, titik Geni muncul sepanjang waktu. Geni nyumul katon nang penghuni sawah di sawah déké.
Dinyana merga kuwé awan, angin kencang, dadiné ngawé geni mrémbét dengan cepat mengambil sisi bumi dalam tol.
“Neng, rekaman CCTV geni pertama menunjukkan sekitar jam ketika awan membungkus sawah. Ketika angin kencang, tanah menjadi mrémbét terkemuka maring di sebelah jalan tol. Jam awan loro, titik geni wis ana nang perbatasan tanah antara persawahan dan tanah di sebelah jalan tol. Anginnya kencang, kencang banget,” kata Ami Armando, Senin (19/9/2022).
Saat itu, Jaréné, membebaskan para guru dan kantor pajak kembali mengubah shift untuk jam loro-cloud. Latané, setelah kuwé nembé mereka bekerja di tempat nggo niyrepna karo banyu.
“Geni sing ngobong mrémbét cepat menegur, dari angin, kalau aku kuat,” tambahnya.
Sedangkan Neng adalah pengelola tol kopang-kaping sebelum menyelesaikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan lahan persawahan di jalan tol tersebut. Bahkan, komandan wis ping pira baé dari tim pendukung dan pembubaran memperhatikan kuwe. Di antara mudun maring, lokasi persawahan telah dimusuhi oleh penduduk setempat yang tidak mau membagi tanah mereka di Sing Perekan Karo untuk jalan tol.
“Dhéwék bijaksana menjaga sesuai SOP, tim support dan patroli juga menjalankan tugasnya sesuai aturan. Merga kedadénan kiyé, tim peneliti menyambut baik terus mengumpulkan informasi dan berkoordinasi dengan pihak yang berwenang,” jelasnya.