Melestarikan Budaya Lewat Siaran Wayang di Radio Kasihku Bumiayu – Info Tegal | Tegal Info

Radio Kasihku 106.9 FM Bumiayu Brebes telah menjadi media hiburan, informasi dan edukasi yang selalu menjadi idola sejak pertama kali berdiri dari tahun 1989 sampai sekarang kurang lebih dari tahun 1989 sampai sekarang atau kurang lebih tanggal 12 Oktober. Radio Kasihku didirikan oleh Bapak Abdul Karim Nagib dan berada di bawah naungan PT. Radio Kelana Sumbangsihku dengan nama udara Radio Kasihku. Format siaran radio dengan menu utama Hiburan dan Informasi dengan konten ala Bumiayu. Mendorong Radio Kasihku menjadi pusat silaturahmi dan informasi yang dapat diterima masyarakat luas.

Radio Kasihku sendiri tidak hanya digunakan sebagai sarana penyebaran informasi atau hiburan, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya. Seperti di salah satu program radio mingguan Kasihku yaitu program wayangan. Program wayang sendiri disiarkan dari pukul 09.00 sampai 02.00. Nah, artikel ini mengulas tentang tayangan program wayang di Radio Kasihku.

“Rekor menunjukkan bahwa ada hal lain yang paling dibutuhkan RRI, bukan pihak lain, makanya kami bekerjasama dengan RRI menjadi program wayang,” kata Mas Salim selaku Manajemen Radio Kasihku.

Pertunjukan wayang tidak selalu harus diamati. Namun wayang juga bisa dinikmati melalui siaran radio. Menampilkan cerita wayang yang penuh dengan hal-hal baik dalam kehidupan. Dan sederet mobil ternama, yang memainkan cerita yang selalu hadir dengan karakternya masing-masing.

Olahraga dan seni budaya pada dasarnya merupakan media tradisional yang berfungsi sebagai sarana hiburan, seni dan informasi, atau sebutan modern untuk penyebarluasan informasi publik. Penyebaran informasi publik yang disajikan melalui berbagai teknik budaya, tidak hanya melalui panggung, tetapi juga melalui sarana komunikasi modern, seperti radio, televisi, dan film.

“Seharusnya ada segmen budaya di setiap stasiun radio. Segmen budaya diamanatkan sesuai peraturan Kementerian Komunikasi dan Informatika, yaitu harus persentase segmen budaya di segmen budaya. Padahal dulu radio digunakan, bahkan radio lebih bagus karena bisa diterima semua kalangan, tapi karena terkendala perizinan, akhirnya kami ambil jalan tol,” kata Mas Salim.

Seperti yang kita ketahui bersama, media elektronik, radio dan televisi telah lama menyiarkan acara-acara budaya lokal atau budaya daerah. Misalnya, Indosiar dan TVRI menyiarkan wayang dan kesenian daerah lainnya secara sporadis. Juga, stasiun radio pemerintah (RRI), serta stasiun radio swasta, menyiarkan program kesenian daerah dan daerah setiap minggu dalam waktu yang lama.

Program wayang sendiri menyasar para lansia berusia 50 tahun ke atas yang membutuhkan hiburan. Karena dalam acara wayang sendiri bahasa yang digunakan adalah chrome inggil yang tentunya jarang dipahami oleh anak jaman sekarang. Itu ditampilkan dalam program wayang itu sendiri, tetapi dalam bentuk film bersuara.

Rafika Rahmawati, Seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Peradaban Bumiayu.

Baca juga : Berita Tegal