Melihat Kreativitas Pemuda Tegal Bikin Kerajinan dari Limbah Bambu Osmosis – Info Tegal | Tegal Info

Melihat Kreativitas Pemuda Tegal Bikin Kerajinan dari Limbah Bambu Osmosis –  Info Tegal | Tegal Info

Hendri Siswantoro (29), warga Desa Bumijawa, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, lebih memilih mengembangkan usaha di desanya ketimbang pindah ke luar kota. Pemuda 29 tahun ini bergerak di bidang kerajinan seperti teko, cangkir, dan tempat rokok, dari bahan limbah bambu Osmosis.

“Usaha pembuatan kerajinan dari limbah bambu akan dimulai pada Mei 2021. Omong-omong, di Bumijawa banyak ladang bambu. Jadi kami menggunakan ragi saya untuk membuat kerajinan tangan,” kata Hendri. PanturaPosting Sabtu (5/11/2022).

Menurutnya, menggunakan teko, cangkir, dan piring dari bambu sudah menjadi kebiasaan di zaman dahulu. Dan dia membuat kerajinan yang dihiasi dengan prasasti kaca dengan limbah bambu.

“Kami menggabungkan kaca bambu dengan egrang kaca agar lebih kekinian. Untuk tempat rokok dan korek api, bambu penuh dengan sampah. Tempatnya agar ruang merokok lebih sejuk dan korek api tidak mudah hancur.”

Hendri menjelaskan, proses pembuatan karya seni dari osmosis bambu ini cukup lama. Sebelum membuat kerajinan, ragi apa pun harus direndam dalam air garam selama tiga hari. Tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air dalam bambu. Maka kualitas ragi akan lebih baik dan tidak berlendir.

Setelah digosok dengan air garam, kemudian digunakan untuk membuat kerajinan. Dia mulai dengan membuat dan memotong pola sesuai keinginannya. Blender hingga halus. Kemudian dibayar dengan menggunakannya lapisan ini berbasis air. Sehingga aman bila wadah tersebut digunakan untuk minum.

Selain di daerah Tegal, kata Hendri, karyanya juga dijual di luar kota, seperti Subang, Tangerang, Semarang, Cikarang, dan Bandung.

Harganya mulai dari Rp. 25 ribu untuk segelas kecil. Kaca ukuran besar Rp 45.000. Rokok dan korek api dijual seharga Rp 50.000. Sebuah celengan dengan harga Rp. 90.000, lukisan bambu Rp., 150.000-Rp., 200.000, lampu dinding Rp. 150.000. Sementara itu, satu set teko, gelas, dan piring dibanderol dengan harga Rp. 250.000.

Sebelum menekuni bisnis kerajinan bambu ini, Hendri sempat berkeliling berjualan nasi goreng. Kemudian bisnis chip dan pasar di rute Google berhasil. Namun saat pandemi datang dan Guci menutup harga, bisnis chip mulai menurun dan terpaksa tutup.

Pada tahun 2021, dengan pasangan yang sering kalah, berinisiatif membuat korek api dari bambu. Tak disangka, ternyata banyak penggemarnya. “Dari situ saya mulai membuat kerajinan limbah bambu. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan cangkir bambu, gelas, lampu dinding, lukisan dan lain-lain, tutupnya.

Editor: Irsyam Faiz

Baca juga : Berita Tegal