Diterbitkan pada 18 Agustus 2022.
JAKARTA – Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) Airlangga Hartarto mengatakan inflasi di Indonesia masih moderat di tengah tantangan pertumbuhan di berbagai negara. Menurut Airlangga, mengendalikan pertumbuhan tahun ini akan penuh tantangan.
Setelah berhasil mengatasi dampak pandemi Covid-19, tantangan pengendalian inflasi muncul akibat terganggunya rantai pasokan dan kenaikan harga komoditas akibat kondisi geopolitik. Diakui Airlangga, tekanan inflasi juga terjadi di Indonesia.
“Inflasi kita dikendalikan antara lain dari kebijakan pemerintah hingga kebijakan ekonomi untuk menjaga harga energi dalam negeri (shock absorber),” kata Airlangga usai Koordinasi Pengendalian Inflasi 2022 dengan tema “Sinergi Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan Nasional”, Kamis. 18 Agustus 2012
Menko Keuangan menambahkan, TPIP dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berupaya untuk terus menerapkan berbagai program dan strategi pertumbuhan yang adaptif dan baru.
Hal ini diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan mewujudkan ketahanan pangan nasional. Tujuannya untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
Airlangga mengakui inflasi di daerah masih moderat karena sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, serta Bank Indonesia dalam berbagai program kebijakan pengendalian pertumbuhan.
Menurutnya, TPIP dan TPID telah mengimplementasikan berbagai aspek program dalam kerangka 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga dan menjaga daya beli.
“Untuk keterjangkauan, selama masyarakat mampu memperoleh sumber daya, pemerintah akan memberikan insentif ekonomi berupa penyaluran bantuan sosial dari APBN dan APBD serta memberikan subsidi energi yang nyaman,” kata Airlangga.
Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar menegaskan pemerintah akan menjaga kapasitas pasokan pangan dengan menjaga cadangan beras CBP pemerintah di Bulog pada level 1-1,5 juta ton.
Pemerintah juga memfasilitasi akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian dan menggunakan Sistem Resi Gudang untuk meningkatkan produktivitas.
“Target pembiayaan KUR sektor pertanian tahun 2022 sebesar Rp 90 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 70 triliun,” kata Airlangga. (zul/rtc)