Markon tertegun. Dia bangun. Di Pompeian, dia sama jeleknya. Dan seperti yang dia sadari, dia mengetuk pintu penjara.
Markonah! marco…
Markonah terbangun dari halusinasinya. Dia pindah dari sofa, di mana dia berbaring di pintu. Kasim membuka pintu penjara.
“Kamu bebas hari ini.”
Markonah mengemasi barang. Dia kemudian bertemu dengan petugas penjara untuk menandatangani dokumen pembebasannya.
Tahukah teman-teman, mengapa Markonah dipenjara? Cerita ini sudah tua dari zaman Ir. Soekarno menjabat sebagai Presiden pertama Republik Indonesia.
Ada seorang laki-laki berumur delapan belas tahun, bernama Idrus bin Pohon, yang berasal dari pedalaman Sumatera. Ia mengaku sebagai kepala daerah yang dulunya merupakan wilayah kekuasaan Sriwijaya dan memiliki lima orang budak. Di Palembang ia dan kelompoknya berpakaian sipil dan militer.
Idrus dan kelompoknya ingin bertemu Bung Karno. Sebelum meninggalkan Batavia, Idrus menemui Gubernur Palembang. Bertemu dengan presiden pada 10 Maret 1958. Di kepala ia dan sekelompok pengiringnya berpakaian adat daerah, diterima dengan ramah, dan dikirim ke Batavia dengan surat rekomendasi dari pemerintah Sumatera Selatan. Ia mengaku sebagai raja suku Enac Dalam di pedalaman Jambi.
Akhirnya, Idrus menemui Bung Karno di istana. Idros berencana berkeliling ke berbagai kota di Pulau Jawa. Sukarno juga ingin menyediakan sumber daya. Harapannya, Idrus bisa melihat dan memahami perkembangan kota.
Di Batavia, Walikota Sudiro mengundang “Raja Anak Dalam” untuk makan bersama anggota Dewan Daerah Batavia. Idrus mengatakan, ia biasa makan makanan mentah, terutama ular. Seekor ular memakan dagingnya dan meminum darahnya membuat tubuhnya sehat dan bugar. Dalam perjalanan itu Idrus mengaku memiliki 18 istri. Selain itu, ia mengaku memiliki istana besar di salah satu gua raksasa itu. Di dalamnya terdapat mumi 40 orang Jepang dan Belanda.
Setelah malang melintang di Batavia, ia dan rombongannya pergi ke Bandung. Dia meninggalkan Jawa Tengah pada 20 Maret 1958. Dalam film tersebut ia bertemu dengan seorang wanita asal Desa Slerong, Tegal. Mungkin yang “Slerong” itu Slawi misalnya di Kabupaten Tegal itu bukan desa namanya.
Dalam film Idrus, wanita tersebut memperkenalkan dirinya sebagai penguasa sebuah kerajaan di Sumatera Selatan. Idrus baru mengenali nama gadis itu: Markonah!
Singkat cerita, Markonah dan Idrus sebagai dua orang. Mereka memantapkan diri sebagai dua raja. Idrus menjadi raja, Markonah menjadi ratu. Ketika mereka pergi ke beberapa negara bagian, dua di antaranya diperkenalkan sebagai voorijder resmi.
Aksi Idri akhirnya diketahui oleh beberapa pejabat daerah. Di Madiuno, pemalsuan ini bernasib buruk pada pasangan kerajaan: penulis mengambilnya. Idrus dan Markonah dibawa ke markas Korps Polisi Militer, bukan ke balaikota tempat mereka disambut sebelumnya. dieksplorasi.
Saat itu, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa tidak ada raja di daerah Kubu dan Anak Dalam. Yang Tertinggi secara tradisional adalah satu-satunya kepala suku. Belakangan diketahui bahwa Idrus adalah kepala desa biasa dan Markonah adalah seorang pelacur.
Masing-masing kemudian dikepang. King dihukum 8 bulan dan rekannya mendapat 6 bulan. Mereka dibebaskan pada pertengahan tahun 1995.
*Tegal, 29 Mei 2022*